Selasa, 31 Mei 2011

HINANYA HATI YANG KERAS


Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk [menerima] agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya [sama dengan orang yang membatu hatinya]? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata. (QS. Az-Zumar/39:22)
Ringkasan Tafsir(1)
“Maka apakah orang-orang yang dibukakan oleh Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam”, yaitu dengan dipermudah untuk mengenal-Nya, bertauhid kepada-Nya, taat akan perintah-Nya dan menjadi bertambah semangat untuk mengerjakan akaran Islam. Dan ini adalah pertanda baik bagi seseorang.
“Lalu ia mendapat cahaya dari Rabb-nya”, yaitu cahaya kebenaran yang membuat hatinya bertambah yakin. Apakah mereka itu sama dengan orang yang hatinya keras? Tentu saja tidak sama.
“Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang hatinya keras untuk mengingat Allah”, yaitu mereka yang hatinya tidak lnak ketika diingatkan akan Allah, tidak khusyu’, tidak paham, tidak sadar dan selalu membangkang.
“Mereka itu dalam kesesatan yang nyata” yang akan mengantarkan mereka kepada kebinasaan.
Hati Memiliki Sifat
Setiap manusia memiliki sifat yang berbeda-beda. Sifat-sifat tersebut pun bisa berubah-ubah setiap waktu. Begitu pula hati, dia pun memiliki sifat. Hati bisa menjadi sehat dan juga bisa menjadi sakit. Allah Subhanahu Wa Ta’alla berfirman:
Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah oelh Allah penyakitnya.(QS. Al-Baqarah/2:10)
Hati juga bisa menjadi lunak dan juga bisa menjadi sekeras batu. Allah ‘Azza Wa Jalla berfirman:
Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi (QS.al-Baqarah/2:74)
Begitu pula hati bisa mengkilap, bersinar dan bisa juga menjadi hitam kelam sebagaimana diterangkan di beberapa hadits Rasullullah Shallallahu ‘Alai Wa Sallam. Oleh karena itu, sebisa mungkin seorang Muslim memperhatikan kondisi hatinya setiap saat, jangan sampai menjadi hati yang keras atau mulai mengeras sehingga nantinya akan menjadi keras dan sulit menerima kebenaran. Na ‘udzu billahi min dzalik.
Bahaya Hati Yang Keras
Ayat di atas dengan jelas menerangkan bahwa orang yang hatinya keras sangat tercela dan dalam kesesatan yang nyata. Malik bin Dinar Rahimahullah pernah berkata, “Seorang hamba tidaklah dihukum dengan suatu hukuman yang lebih besar daripada hukuman keras hati. Tidaklah Allah ‘Azza Wa Jalla marah terhadap suatu kaum kecuali Dia akan mencabut rasa kasih sayang-Nya dari mereka (2)
Tanda-Tanda Hati Yang Keras Atau Mulai Mengeras
Hati yang keras atau mulai mengeras memiliki tanda-tanda sebagai berikut:
1. Bermalas-malasan dalam mengerjakan kebaikan dan ketaatan, setrta meremehkan suatu kemaksiatan.
2. Tidak terpengaruh hatinya dengan ayat-ayat al-Qur’an yang dibacakan. Berbeda dengan kaum mu’minin, hati mereka akan bergetar jika dibacakan ayat-ayat al-Qur’an atau diingatkan akan Allah ‘Azza Wa Jalla. Allah ‘Azza Wa Jalla berfirman yang artinya:
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka [karenanya] dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal (QS. Al-Anfal/8:2)
3. Tidak terpengaruh hatinya dengan berbagai ujian, musibah dan cobaan yang diberikan oleh Allah ‘Azza Wa Jalla. Allah ‘Azza Wa Jalla befirman yang artinya :
Dan tidakkah mereka [orang-orang munafik] memperhatikan bahwa mereka diuji sekali atau dua kali setiap tahun, kemudian mereka tidak [juga] bertaubat dan tidak [pula] mengambil pengajaran? (QS. At-Taubah/9:126)
4. Tidak merasa takut akan janji dan ancaman Allah ‘Azza Wa Jalla.
5. Bertambahnya kecintaan terhadap dunia dan mendahulukannya di atas akhirat.
6. Tidak tenang hatinya dan selalu merasa gundah.
7. Bertambahnya dan meningkatnya kemaksiatan yang dilakukannya. Allah ‘Azza Wa Jalla berfirman yang artinya : Maka tatkala mereka berpaling [dari kebenaran], Allah memalingkan hati mereka dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang fasik (QS. Ash-Shaf/61:5)
8. Tidak mengenal atau tidak membedakan perbuatan ma’ruf dan munkar.
Sebab-Sebab Kerasnya Hati
1. Kesyirikan, kukufuran dan kemunafikan.
Inilah sebaba yang paling besar yang dapat menutupi hati seseorang dari menerima kebenaran. Allah ‘Azza Wa Jalla berfirman yang artinya :
Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut, disebabkan mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak menurunkan keterangan tentang itu. Tempat kembali mereka ialah neraka; dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal orang-orang yang zalim (QS. Ali ‘Imran/3:151)
2. Melanggar Perjanjian yang Dibuat Kepada Allah Azza Wa Jalla. Allah ‘Azza Wa Jalla berfirman :
Tetapi] karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuk mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu (QS. Al-Ma-idah/5:13)
Ketika menafsirkan ayat ini, Syaikh Abu Bakar Al-Jazairi berkata, “Melanggar (perjanjian) dengan (cara) tidak konsisten dengan apa yang ada di dalamnya yang berupa perintah dan larangan. “(3)
3. Tertawa Berlebihan
Nabi Shallallahu ‘Alai Wa Sallam bersabda :
Janganlah kalian memperbanyak tertawa! Sesungguhnya banyak tertawa dapat mematikan hati (4)
4. Berbicara Berlebihan dan Makan Berlebihan
Bisyr bin al-Harits Rahimahullah pernah berkata, “ (Ada) dua hal yang dapat mengeraskan hati: banyak berbicara dan banyak makan.” (5)
5. Banyak Melakukan Dosa
Nabi Shallallahu ‘Alai Wa Sallam bersabda :
Sesungguhnya seorang Mukmin jika melakukan dosa, maka aka nada bintik hitam dihatinya. Jika dia bertaubat dan berhenti (dari dosa tersebut) serta memohon ampunan, maka hatinya akan mengkilap. Apabila dia terus melakukan dosa, maka bertambah pula noktah hitam itu. Itu adalah ar-ran (penutup) yang disebutkan oleh Allah di kitab-Nya:”Sekali-kali tidak (demikian), Sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.”(QS. Al-Muthaffifin/83:14)
6. Lalai dari Ketaatan
Allah ‘Azza Wa Jalla berfirman yang artinya:
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami [ayat-ayat Allah] dan mereka mempunyai mata [tetapi] tidak dipergunakannya untuk melihat [tanda-tanda kekuasaan Allah], dan mereka mempunyai telinga [tetapi] tidak dipergunakannya untuk mendengar [ayat-ayat Allah]. Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai (QS. Al-A’raf/7:179)
7. Nyanyian dan Alat Musik
‘Abdullah bin Mas’ud Radhiyallhu ‘Anhu berkata:
Nyanyian menumbuhkan kemunafikan di dalam hati(6)
8. Suara Wanita Yang Menggoda
Allah ‘Azza Wa Jalla berfirman yang artinya:
Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya , dan ucapkanlah perkataan yang baik (QS. Al-Ahzab/33:32)
9. Melakukan Hal-Hal Yang Merusak Hati
Hal-hal yang merusak hati sangatlah banyak. Akan tetapi, dari semua itu ada lima hal yang menjadi factor perusak hati. Kelima hal tersebut sebagaimana dikatakan oleh ibnul-Qayyim Rahimahullah: “Adapun lima hal yang merusak hati adalah banyak bergaul (berkumpul dengan manusia), (banyak) berangan-angan, tergantung kepada selain Allah ‘Azza Wa Jalla, kekenyangan (banyak makan) dan (banyak) tidur. Inilah lma hal utama yang dapat merusak hati (7)
Obat Hati Yang Keras
Hati yang jeras juga memiliki obat agar dia bias kembali melunak. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat melunakkan hati:
1. Beriman kepada Allah ‘Azza Wa Jalla dan selalu meningkatkan keamanan.
Allah ‘Azza Wa Jalla berfirman:
Barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya (QS. At-Taghabun/64:11)
2. Banyak mengingat Allah (berdzikir) dan membaca al-Qur’an dengan men-tadabburi-nya (memahami dan merenungi maknanya)
Allah ‘Azza Wa Jalla berfirman:
[yaitu] orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingati Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram (QS. Ar-Ra’d/:28)
3. Belajar Ilmu Syar’I (Ilmu Agama)
Tidak diragukan lagi, bahwa ilmu syar’i dapat membiming seseorang untuk menjadi hamba Allah ‘Azza Wa Jalla yang bertakwa. Di awal surat Ali ‘Imran, Allah ‘Azza Wa Jalla memuji orang-orang yang memiliki ilmu yang dalam. Tahukah pembaca, doa apakah yang mereka ucapkan? Doa yang diucapkan oleh mereka adalah:
Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi [karunia] (QS. Ali ‘Imran /3:8)
Merekalah yang lebih tahu akan Rabb-nya bila dibandingkan dengan orang –orang awam dan mereka juga lebih tahu bahwa hati manusia bias berubah-ubah, sehingga mereka berdoa dengan doa tersebut.
4. Berlindung kepada Allah dari hati yang tidak khusyu’ dengan doa yang telah diajarkan oleh Nabi Shallallahu ‘Alai Wa Sallam, yang berbunyi:
Ya Allah! Aku berlindung kepada Engkau dari ilmu yang bermanfaat, dari hati yang tidak khusyu’, dari jiwa yang tidak kenyang dan dari doa yang tidak dikabulkan (8)
5. Berbuat Baik Terhadap Anak Yatim dan Orang Miskin
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu bahwasanya seseorang mengadu kepada Nabi Shallallahu ‘Alai Wa Sallam tentang hati yang keras. Beliau Shallallahu ‘Alai Wa Sallam pun bersabda:
Jika Engkau ingin agar hatimu menjadi lunak, maka berilah makan orang miskin dan usaplah kepala anak yatim (9)
6. Banyak Mengingat Kematian
Diriwayatkan dari Shafiyah Radhiyallahu ‘Anha bahwasanya seorang wanita mendatangi ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha dan mengadukan keadaan hatinya yang keras. Kemudian ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha pun berkata, “Perbanyaklah mengingat kematian, engkau akan mendapatkan apa yang engkau inginkan.” Kemudian wanita itu pun mengerjakannya. Setelah itu, dia pun mendapatkan petunjuk di hatinya dan bersyukur kepada ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha (10)
Sa’id bin Jubair (11) dan Rabi bin Abi Rasyid (12) Rahimahullah pernah berkata:
Seandainya mengingat kematian terpisah dari hatiku sekejap saja, saya takut hatiku akan menjadi rusak.
7. Banyak Berziarah Kubur.
Abu Thalib Rahimahullah, seorang murid Imam Ahmad Rahimahullah, pernah berkata, “Seorang laki-laki pernah bertanya kepada Abu Abdillah (Imam Ahmad Rahimahullah) tentang bagaimana melunakkan hatinya. Baliau pun menjawab, “Masuklah ke dalam pemakaman dan usaplah kepala anak yatim.’.”(13)
8. Menghadiri Majlis ta’lim dan Majlis Nasihat
Menghadiri majlis-majlis seperti ini sangat berpebgaruh terhadap hati menusia. Mari kita perhatikam pa yang dikatakan oleh al-Irbadh bin Sariyah Radhiyallahu ‘Anhu, “Pada suatu hari Rasullullahu Shallallahu ‘Alai wa Sallam mengerjakan shalat, kemudian menghadap kepada kami dan memberikan nasihat yang sangat menyentuh, yang membuat mata-mata menangis dan hati-hati menjadi takut.”(14)
9. Menjauhi Sebab-Sebab Terjadinya Fitnah dan Dosa
Agar hati kita tidak menjadi keras, maka kita berusaha sekuat mungkin untuk menjauhi sebab-sebab terjadinya dosa atau fitnah. Oleh karena itu, Allah ‘Azza Wa Jalla melarang para Sahabat Radhiyallahu ‘Anhuma bertanya atau meminta sesuatu hal kepada istri-istri Nabi Shallallahu ‘Alai wa Sallam kecuali dari belakang tabir.
Allah ‘Azza Wa Jalla berfirman :
Apabila kamu meminta sesuatu [keperluan] kepada mereka [isteri-isteri Nabi], maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka (QS. Al-Ahzab/33:53)
10. Makan Makanan Yang Halal
Imam Ahmad Rahimahullah pernah ditanya oleh seseorang, “Dengan apa hati bisa menjadi lunak?” Kemudian beliau pun menjawab, “ Ya bunayya (wahai anakku)! Dengan makan makanan yang halal.”(15)
11. Shalat Malam
12. Beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah di waktu sahur (sebelum Subuh).
13. Berteman dengan orang-orang yang shaleh.
Ibrahim al-Khawwash Rahimahullah berkata :
Obat hati ada lima macam, yaitu: membaca al_Qur’an dengan men-tadabbury-nya, mengosongkan perut, shalat malam, mendekatkan diri (kepada Allah) di waktu sahur dan duduk-duduk (berteman) dengan orang-orang yang shaleh (16)
Kesimpulan
1. Hati memiliki sifat-sifat yang bisa berubah-ubah
2. Orang yang telah dibukakan hatinya untuk menerima agama Islam dan taat kepada Allah Subhanahu Wa Ta’alla tidak sama dengan oran yang berhati keras.
3. Orang yang berhati keras akan mendapatkan ancaman yang sangat besar.
4. Orang yang berhati keras memiliki sifat-sifat tertentu seperti yang sudah dipaparkan di atas. Seyogyanya seorang Muslim selalu melakukan introspeksi diri.
5. Hati bisa menjadi keras disebebkan oleh beberapa hal. Oleh karena itu, sebisa mungkin kita menjauhi sebab-sebab tersebut.
6. Hati yang keras pun dapat diobati dengan berbagai cara yang telah disebutkan.
7. Orang-orang yang telah terjerumus kepada kemaksiatan atau merasa bahwa hatinya sangat keras, maka harus segera bertaubat dan Allah Subhanahu Wa Ta’alla akan mengampuni orang-orang yang benar-benar bertaubat kepada-Nya.
Mudah-mudahan bermanfaat dan mudah-mudahan Allah Subhanahu Wa Ta’alla selalu menjaga hati kita agar tetap lunak. Amin.

AHMADIYAH DARI KACAMATA ISLAM


Ahmadiyah ciptaan Nabi Palsu
(Diambil dr Forum Diskusi Facebook Kembang Anggrek )

Banyak sisi kelam dari kisah hidup para nabi palsu yang terkubur oleh puja dan puji para pengikutnya. Mirza Ghulam Ahmad adalah contoh yang amat layak diketengahkan. Bagaimana sesungguhnya akhlak dari “nabi” orang-orang Ahmadiyah ini?

Dengan menengok –walau sekilas– tentang sejarah munculnya sekte Ahmadiyah ini, diharapkan kita akan mengenal dengan jelas jati diri mereka dan pimpinan mereka.( Pembahasan berikut ini diringkas dari kumpulan makalah Asy-Syaikh Prof. Ihsan Ilahi Zhahir, seorang ulama besar di Pakistan.)

Mirza Ghulam Ahmad dilahirkan di daerah Qadiyan, salah satu daerah di wilayah Punjab, di sebuah keluarga yang bekerja dengan setia pada penjajah Inggris. Dahulu ayahnya adalah salah satu pengkhianat muslimin. Dia melakukan makar terhadap muslimin serta membantu penjajahan Inggris guna memperoleh kedudukan. Ini sebagaimana disebutkan sendiri oleh Ghulam Ahmad dalam bukunya Tuhfah Qaishariyyah (hal. 15):

“Sesungguhnya ayahku Ghulam Murtadha dahulu termasuk orang yang memiliki hubungan baik dan mesra dengan pemerintah Ingris. Ia punya posisi di kantor pemerintah. Ia membantu pemerintah (Inggris) saat orang-orang sebangsa dan seagamanya melawan Inggris, dengan bantuan yang baik pada tahun 1851 M. Dia bahkan membantu Inggris dengan 50 tentara dan 50 kuda darinya sendiri….”

Di masa remajanya, Ghulam Ahmad belajar sebagian buku-buku bahasa Urdu dan bahasa Arab dari ustadz-ustadz yang kurang dikenal. Juga belajar sedikit dari ilmu perundang-undangan, kemudian bekerja menjadi pegawai di Siyalkot dengan gaji hanya 15 Rupee per bulannya (hal. 278-279). Lalu dia meninggalkan pekerjaannya tersebut, sehingga menjadi pengangguran. Saat itu ia mulai mempelajari buku-buku agama Hindu dan Nashrani, karena dialog antar agama saat itu tengah ramai di India. Mayoritas muslimin menghormati ulama dan munadzir (ahli dialog) mereka serta membantu mereka sesuai kemampuan, dengan segala yang mereka miliki baik harta maupun jiwa. Sehingga Ghulam Ahmad di awal munculnya menampakkan bahwa dirinya adalah seorang pembela Islam. Dia pandang pekerjaan ini mudah baginya dan mulia. Ia juga bisa memperoleh harta dengan cara ini yang tidak dia peroleh dengan menjadi pegawai.

Maka yang pertama kali dia lakukan adalah mengumumkan perlawanannya terhadap agama Hindu. Iapun menulis beberapa makalah di sebagian surat kabar, disusul dengan memproklamirkan perlawanannya terhadap Nashrani. Sontak kaum muslimin mengarahkan perhatiannya kepadanya. Ini terjadi pada tahun 1877 M dan 1878 M.

Lalu ia mengumumkan bahwa dirinya telah memulai menulis kitab sebanyak 50 (limapuluh) jilid, membantah segala sanggahan orang kafir terhadap Islam. Oleh karenanya, hendaknya kaum muslimin segera menyumbangkan dananya agar segera tercetak. Saat-saat itu juga, ia mulai mengumumkan tentang karamah-karamahnya yang palsu, sehingga orang-orangpun menganggap ia bukan hanya sekadar orang berilmu tapi juga seorang wali. Maka segeralah muslimin mengirimkan dana yang cukup besar untuk mencetak kitab tersebut (Bisa dilihat pengumuman-pengumuman tersebut dalam Tabligh Risalat kumpulan pengumuman Ghulam Al-Qadiyani juz 1 hal. 25 dan Tabligh Risalat Juz 2 hal: b dan Juz 1 hal. 13.)

Kemudian ia menerbitkan Juz pertamanya dengan judul Barahin Ahmadiyah pada tahun 1880 M. Tetapi isinya justru dipenuhi dengan pengumuman-pengumuman serta karamah-karamahnya. Lalu keluar juz kedua tahun 1882 M dan isinya tidak jauh dari yang pertama. Kemudian ia keluarkan juz ketiga tahun 1884 M, lalu juz keempat. Sesampainya kitab-kitab tersebut di tangan muslimin, mereka heran dan kecewa. Karena bukannya mengisi lembaran kitabnya dengan sanggahan orang-orang kafir dan bantahannya, tapi justru dengan karamah-karamah dan puja-pujian terhadap penjajah Inggris.

Ketika itu, para ulamapun paham bahwa sesungguhnya ia hanya menipu kaum muslimin. Yang patut disebutkan juga bahwa kitab yang dia janjikan 50 jilid itu ternyata tidak terbit kecuali hanya 5 jilid. Ketika ditanya tentang orang-orang yang telah menyumbang untuk mencetak kitabnya tersebut, ia hanya menjawab:

“Tidak ada bedanya antara lima dan limapuluh kecuali hanya satu titik.” (Yakni angka nol dalam tulisan Arab adalah titik. Hanya itu bedanya. Pernyataannya tercantum dalam يقدمه براهين أحمد juz 5 hal 7.)

Alhasil, penjajah Inggris telah memanfatkannya dan menyuguhkan kepadanya segala yang istimewa dan berharga, sehingga iapun berkhianat sebagaimana ayahnya berkhianat. Namun pengkhianatan ayahnya hanya terhadap bangsa dan rakyat negaranya, tapi si anak ini berkhianatterhadap agamanya dan pemeluk agamanya. Akhirnya iapun bekerja atas gaji penjajah Inggris dan dengan bimbingan mereka.

Awal proklamasinya pada tahun 1885 M dengan pengakuan bahwa dirinya adalah seorangMujaddid (pembaru). Lalu pada tahun 1891 M dia mengaku bahwa dirinya adalah Mahdi yang dijanjikan akan muncul. Pada tahun yang sama juga, dia mengaku bahwa dirinya Al-Masih Al-Mau’ud (yang dijanjikan), namun ia adalah nabi yang mengikuti nabi sebelumnya. Setelah itu, pada tahun 1901 M dia menyatakan bahwa dirinya adalah Nabi yang berdiri sendiri, yakni memiliki syariat tersendiri, bahkan lebih utama dari seluruh para Nabi dan Rasul.

Orang-orang yang berilmu sesungguhnya telah menduga kuat sebelum penobatan dirinya sebagai Nabi bahwa hal itulah sebenarnya yang dia inginkan. Akan tetapi Ghulam mengingkari hal itu dengan sekuatnya dan mengatakan:

“Aku menyakini semua yang diyakini Ahlus Sunnah, sebagaimana aku meyakini bahwa Muhammad adalah penutup para nabi, dan barangsiapa yang mengaku kenabian setelahnya berarti dia kafir, dusta. Karena aku mengimani bahwa kerasulan dimulai dari Adam dan berakhir sampai Rasulullah.” (I’lanul Ghulam, pernyataan Ghulam tanggal 12 Oktober 1891, dalam kumpulan Tabligh Risalat juz 2 hal. 2.)

Lalu sedikit meningkat dengan motivasi dari penjajah, sehingga dia mengatakan:

“Aku bukan nabi, akan tetapi Allah Subhanahu wa Ta’ala jadikan aku muhaddats dan kaliim (yang diajak bicara oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala) agar memperbarui agama Al-Mushthafa.” (Mir`aat Kamalaat Al-Islam hal. 383)

Lalu meningkat lagi secara bertahap, katanya:
“Aku bukan Nabi, akan tetapi Muhaddats, dan Muhaddats itu berkekuatan nabi, bukan benar-benar Nabi.” (Himayat Al-Busyra, karya Ghulam hal. 99)

Lalu,

“Muhaddats itu adalah Nabi yang kurang… seolah jembatan antara para Nabi dan umat-umat mereka.” (Izalatul Auham, karya Ghulam hal. 529)

Lebih dari itu, dia mengatakan:

“Aku bukan Nabi yang menyerupai Muhammad atau aku datang dengan syariat yang baru, bahkan seluruh yang ada, aku adalah Nabiyyun muttabi’ (Nabi yang mengikuti).” (Titimmatu Haqiqatul Wahyi, karya Ghulam hal. 86)



Sabda Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wassalam : "Ummatku memiliki dua puluh tujuh para pendusta (kadzdzab) dan dajjal (pembohong besar), empat diantaranya adalah kaum wanita, padahal aku adalah penutup para Nabi yang tiada nabi lagi setelahku." (HR Ahmad dari Hudzaifah Radhiyallahu ’anhu)

Mutiara Hitam



بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
Ahmad bin Aiman bertamu ke rumah Muslim Bin Umran, saudagar terkenal di Basrah dan mendapat jamuan istimewa. Di tengah suasana yang hangat dalam perjamuan, kedua putra Muslim Bin Umran datang kepada ayahandanya dengan sopan.
Melihat putra Muslim, Ahmad bin Aiman menjadi terpesona oleh keduanya. Bagaimana tidak? Kedua anak itu berbudi akhlak sangat bagus dan berparas tampan seperti anak-anak keturunan sultan/raja. Budi bahasa dan tingkah laku kedua anak itu membuat hati Ahmad senang, penuh kehalusan dengan tutur kata yang lembut. Bukan hanya itu, kedua wajah anak itu sangat bersih, putih dan bercahaya. Sungguh elok menawan hati. Membuat Ahmad Bin Aiman tanpa sengaja berdecak kagum dan berkomentar," Sungguh, anak-anak yang menawan. Pasti Ibunya bidadari dari surga".
Muslim Bin Umran hanya diam mendengar pujian sang tamu. Beberapa saat kemudian Muslim pun menceritakan pernikahannya yang membuat Ahmad menjadi tercengang. "Aku akan menceritakan istriku itu", kata Muslim.
Mulailah Muslim Bin Umran berkisah, " Suatu hari, aku mendengar nasehat bijak dari Abu Abdullah Al-Balakhi yang mengutip hadits dari Baginda Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam ,' Wanita yang hitam lebih baik daripada wanita cantik yang mandul'. Sungguh nasehat ini menyentuh qalbuku".
Al-Balakhi menjelaskan makna hitam dan mandul dalam hadits ini, sehingga sangat gamblang dalam benakku. Maka muncullah tekadku untuk membuktikan hadits ini dalam kehidupanku. Mungkin wanita yang secara fisik tidak menarik akan lebih baik daripada wanita cantik tapi tak berakal dan tak berbudi. Apalagi tidak bisa melahirkan anak-anak shaleh dan aku merasa sudah tidak pantas lagi hidup membujang.
"Sampai suatu hari, aku tertarik pada seorang paman yang selalu menolak lamaran dari para pejabat di Bashrah untuk anaknya. Aku pikir pasti anaknya ini pasti istimewa. Maka kutekadkan bulat untuk melamar putrinya. Kudatangi pamanku itu dan mengajukan lamaran kepadanya agar bisa memperistri putrinya"
"Jawaban yang kuterima sangat mengejutkan, kata beliau, pernikahan ini adalah perbudakan bagi anaknya dan langsung paman menolak lamaranku"
" Aku Kaget, tapi aku tetap memaksa agar bisa dinikahkan dengan putrinya itu"
Dengan tegas kukatakan pada paman, bahwa aku tidak pernah menganggap sebuah pernikahan adalah perbudakan dan aku berjanji akan setia dan menyayangi putrinya sebagai istriku. Paman sedikit terkejut dan menanyakan kesungguhanku"
"Aku pun mengiyakannya"
Maka paman pun bersedia menikahkan putrinya denganku.
Ahmad bin Aiman senang mendengar kisah itu, dengan antusias ia bertanya pada Muslim, "Lalu..lalu bagaimana? Pasti Istrimu itu Cantiknya luar biasa ya?"
"Sabar, Sabar...biar kuselesaikan ceritaku ini" jawab Muslim.
" Maka pernikahan suci itupun dilaksanakan. Setelah akad nikah dan perjamuan selesai, aku masuk ke kamar istriku. Ketika tirai kubuka, aku terkejut. Ternyata istriku bukan termasuk wanita cantik. Aku tertegun dan muncul di benakku adalah nasehat dari Syaikh Al-Balakhi itu. Mungkin inilah jawaban Allah atas kebenaran hadits dari Rasulullah itu"

Istriku mendekatiku dan berkata," Inilah aku, rahasia yang dipegang teguh ayahku. Kalau cantik yang engkau cari, maka engkau akan merasa berat saat ini. Aku memiliki harta, maka kuijinkan engkau menikahi wanita lain yang cantik dengan harta itu. Tapi tolong jangan bocorkan rahasia ini"
Karena nasehat Syaikh Al-Balakhi sudah terpancang mantap di hatiku, hatiku pun tenang. Dengan mantap kujawab, "Wahai istriku, aku datang bukan untuk kecantikanmu, namun aku datang karena hadits Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam yakni wanita yang hitam lebih baik daripada wanita yang cantik tapi mandul. Dan aku yakin dengan hadits ini".
Sejak itu, tetesan kebahagiaan mengalir deras dalam rumah tanggaku. Istriku semakin hari semakin ceria dan segar. Semakin hari, semakin terasa kecantikan akal dan hatinya. Anak-anak kami pun lahir dan dibesarkan dengan budi pekertinya dan akhlaknya yang cantik sampai detik ini." Muslim pun menutup ceritanya.
Ahmad bin Aiman pun terharu dan menengadahkan tangannya keatas sambil berdoa, " Sungguh benar semua perkataan Rasulullah. Sungguh Rasulullah selalu benar"
"WANITA HITAM LEBIH BAIK DARIPADA WANITA CANTIK TAPI "MANDUL" AKAL & HATINYA"
Diambil dari Buku "Kisah-kisah teladan untuk keluarga
kita belajar tegar dari batu
kita belajar memberi dari seekor lebah
kita belajar merubah dari seekor kupu2
kita belajar rendah hati dari tananman padi

ALLAH CIPTAKAN LEBIH 212.000 KELAPANGAN UNTUK 1 BUAH KESEMPITAN




Allah Ciptakan Lebih 212.000 Kelapangan Untuk 1 Buah Kesempitan
Apa yang Anda bayangkan jika sedang memandang segelas air penuh?
Mungkin Anda berpikir bahwa ruang dalam gelas tersebut dipenuhi oleh molekul air yang kita kenal sebagai H2O.
Anda tidak pernah membayangkan sebelumnya bahwa dalam gelas berisi air itu terdapat ruang kosong.
Padahal faktanya, dengan mengabaikan jarak antara atom-atom hidrogen dan atom-atom oksigen, ruang kosong dalam segelas air tersebut paling tidak menempati 99.9528% ruangan dalam gelas. Bagaimana mungkin? Mari kita hitung dengan kasar….
Ukuran sebuah atom ditentukan dengan mengukur jarak antara inti atom (nukleus) dengan elektron yang mengitarinya. Diketahui ukuran inti atom hidrogen berdiameter sekitar 1 femtometer (1 femtometer = 10-15 meter). Jika ukuran atom hidrogen memiliki diameter 106.000 femtometer maka ruang kosong pada sebuah atom hidrogen adalah sebesar 106.000 kali benda padatnya. Karena dalam satu molekul air terdapat 2 atom hidrogen dan 1 atom oksigen, maka secara kasar ruang kosong pada sebuah molekul air (hanya dari sumbangan dari atom hidrogen) adalah sebanyak 212.000 kali benda padatnya. Jadi, pada segelas air penuh di atas, ruang kosongnya paling tidak menempati 99.999528%. Sementara benda padatnya hanya 0.000472%!
Jadi, jika hari ini Anda merasakan kesempitan yang luar biasa sehingga Anda memiliki alasan untuk tidak berterima kasih (bersyukur) pada Allah Subhana wata'ala, maka Anda adalah ciptaan-Nya yang sangat durhaka.
Jika Anda berhenti mencoba alternatif penyelesaian satu masalah hanya karena telah melakukan 10 upaya berbeda, maka Anda sedang menafikan lebih dari 211.990 cara lain yang disediakan Allah untuk ditemukan.
Bahkan seorang inventor paling hebat yang pernah dicatat, Thomas Alva Edison, saat menemukan bola lampu hanya menggunakan kurang dari 0.005% peluang yang disediakan-Nya. Bagaimana dengan Anda?

Ash-Sharh (94) : 6
إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراً
"Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan"
Have a great invention….
Salam Ukhuwah